Gambaran Kemah-kemah Penghuni Surga
GAMBARAN SURGA
Gambaran bumi surga dan bangunannya.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.
عن أنس رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- لما عُرج به إلى السماء قال: «… ثُمَّ انْطَلَقَ حَتَّى أَتَى بِي السِّدْرَةَ المنْتَهَى، فَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لا أَدْرِي مَا هِيَ، ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ، فَإذَا فِيْهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ، وَإذَا تُرَابُها المِسْكُ». متفق عليه.
Sesungguhnya tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dinaikkan ke langit, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “…kemudian dia (Jibril alaihissallam) datang denganku ke Sidratul Muntaha, ia diliputi warna-warna, aku tidak tahu apakah dia? Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya ada kubah mutiara dan tanahnya adalah misk (minyak kesturi).” (Muttafaqun ‘alaih).[1]
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قلنا يا رسول الله… الجنة ما بناؤها؟ قال: «لَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، وَمِلاطُهَا المسْكُ الأَذْفَرُ، وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَاليَاقُوتُ، وَتُرْبَتُهَا الزَّعْفَرَانُ، مَنْ دَخَلَهَا يَنْعَمُ وَلا يَبْأَسُ، وَيُخَلَّدُ وَلا يَمُوتُ، لا تَبْلَى ثِيَابُهُمْ وَلا يَفْنَى شَبَابُهُمْ». أخرجه الترمذي والدارمي
‘Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, …surga, apakah bangunannya?’ Beliau menjawab: “Bata dari perak dan bata dari emas, tanah liatnya adalah minyak kesturi adzfar, kerikilnya adalah mutiara dan yaqut, tanahnya adalah za’faran, barangsiapa yang memasukinya akan merasakan nikmat dan tidak sengsara, kekal dan tidak mati, tidak hancur pakaiannya dan tidak sirna masa mudanya.” (HR. At-Tirmidzi dan ad-Darimi).[2]
Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu.
عن أبي سعيد رضي الله عنه أن ابن صياد سأل النبي- صلى الله عليه وسلم- عن تربة الجنة؟ فقال: «دَرْمَكَةٌ بَيْضَاءُ، مِسْكٌ خَالِصٌ». أخرجه مسلم
Sesungguhnya Abu Shayyad bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tanah surga? Beliau menjawab: “(Seperti) gandum putih dan minyak kesturi murni.” (HR. Muslim).[3]
Gambaran kemah-kemah penghuni Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
حُورٞ مَّقۡصُورَٰتٞ فِي ٱلۡخِيَامِ [الرحمن: ٧٢]
(Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah/kemah. [Ar-Rahman/55: 72].
Dari Abdullah bin Qais Radhiyallahu anhu.
عن عبد الله بن قيس رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ لِلْمُؤْمِنِ فِي الجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ مُجَوَّفَةٍ، طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً، لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ، يَطُوفُ عَلَيْهِمُ المؤْمِنُ، فَلا يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضاً». متفق عليه.
Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin di dalam surga mempunyai kemah dari satu mutiara yang berlobang. Panjangnya enam puluh (60) hasta. Bagi seorang mukmin di dalamnya mempunyai keluarga. Seorang mukmin berkeliling kepada mereka. Sebagian mereka tidak melihat kepada yang lain.” (Muttafaqun ‘alaih).[4]
Pasar Surga.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ ِفي الجَنَّةِ لَسُوقاً يَأْتُونَهَا كُلَّ جُمُعَةٍ، فَتَهُبُّ رِيحُ الشَّمَالِ، فَتَحْثُو فِي وُجُوهِهِمْ وَثِيَابِهِمْ فَيَزْدَادُونَ حُسْناً وَجَمَالاً، فَيَرْجِعُونَ إلَى أَهْلِيهِمْ وَقَدْ ازْدَادُوا حُسْناً وَجَمَالاً، فَيَقُولُ لَهُمْ أَهْلُوهُمْ: وَاللهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْناً وَجَمَالاً، فَيَقُولُونَ: وَأَنْتُمْ وَاللهِ لَقَدِ ازْدَدْتُمْ بَعْدَنَا حُسْناً وَجَمَالاً». أخرجه مسلم
“Sesungguhnya di dalam surga itu ada pasar yang mereka datangi setiap hari Jum’at. Lalu bertiup angin utara, maka angin itu menerpa wajah dan pakaian mereka, maka mereka bertambah elok dan indah. Mereka pun kembali kepada keluarga mereka, dan mereka telah bertambah elok dan indah. Keluarga mereka berkata kepada mereka, ‘Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, setelah (meninggalkan) kami kamu telah bertambah elok dan indah. Mereka pun berkata, ‘Dan kamu, demi Allah Subhanahu wa Ta’ala, setelah kami (tinggalkan), bertambah elok dan indah.” (HR. Muslim).[5]
Istana-istana Surga.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan di dalam tempat tinggal dan istana-istana surga segala sesuatu yang disenangi jiwa dan dinikmati pandangan mata.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةٗ فِي جَنَّٰتِ عَدۡنٖۚ وَرِضۡوَٰنٞ مِّنَ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ [التوبة: 72]
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar. [At-Taubah/9: 72].
Perbedaan tingkatan istana-istana para penghuni Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَإِذَا رَأَيۡتَ ثَمَّ رَأَيۡتَ نَعِيمٗا وَمُلۡكٗا كَبِيرًا [الانسان: ٢٠]
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. [Al-Insaan/76: 20].
Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ أَهْلَ الجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ، كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ مِنَ الأُفُقِ مِنَ المشْرِقِ أَوِ المغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ»، قالوا يا رسول الله: تلك منازل الأنبياء لا يبلغها غيرهم قال: «بَلَى، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللهِ وَصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ». متفق عليه.
“Sesungguhnya para penghuni surga saling memandang kepada penghuni kamar dari atas mereka, sebagaimana bintang berkilau saling memandang dari atas ufuk dari arah timur atau barat karena perbedaan tingkat di antara mereka.’ Mereka berkata, ‘Ya Rasulullah, itu adalah tempat para Nabi yang tidak bisa mencapainya selain mereka.’ Beliau menjawab, ‘Ya, demi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diriku berada di tangan-Nya, Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membenarkan para rasul.” (Muttafaqun ‘alaih).[6]
Gambaran kamar-kamar Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ غُرَفٗا تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ نِعۡمَ أَجۡرُ ٱلۡعَٰمِلِينَ [العنكبوت: ٥٨]
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal didalamnya.Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, [Al-‘Ankabut/29: 58].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ غُرَفٞ مِّن فَوۡقِهَا غُرَفٞ مَّبۡنِيَّةٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ ٱلۡمِيعَادَ [الزمر: ٢٠]
Tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan memungkiri janji-Nya. [Az-Zumar/39: 20].
Dari Ali Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عن علي رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفاً تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا، وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا» فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «لِمَنْ أَطَابَ الكَلامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَى للهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ». أخرجه أحمد والترمذي.
“Sesungguhnya di dalam surga ada kamar-kamar yang bisa dilihat belakangnya dari dalamnya dan dalamnya dari belakangnya.’ Seorang arab badawi berdiri seraya bertanya, ‘Untuk siapakah ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Bagi orang yang baik ucapan, memberi jamuan makan, selalu berpuasa, dan melaksanakan shalat di malam hari saat manusia sedang terlelap tidur.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).[7]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Bukhari No. 3342 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 163.
[2] Shahih/HR. At-Tirmidzi No. 2526 dan ini adalah lafazhnya Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 2050, dan ad-Darimi No. 2717.
[3] HR. Muslim No. 2928.
[4] HR. Bukhari No. 4879 dan Muslim No 3838 dan ini adalah lafazhnya.
[5] HR. Muslim No. 2928.
[6] HR. Bukhari No, 3256 dan Muslim No 2831 dan ini adalah lafazdnya.
[7] Hasan/HR. Ahmad No 1338 dan at-Tirmidzi N0 1984, Shahih Sunan at-Tirmidzi No 1616.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/85850-gambaran-kemah-kemah-penghuni-surga.html